Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Minggu, 20 Oktober 2013

mengolah emosi sesimple seft

Kemaren secara tak disengaja saya mengikuti preview Seft. Mungkin temen-teman bertanya-tanya apaan sih itu "SEFT" ? sejenis apakah..nah saya coba untuk berbagi yaa..

Cerita dikit yaa..

Sekitar tahun 2008 saya pernah berdomisili di Surabaya. Setelah saya menamatkan kuliah S1 di Padang, terdorong untuk mencari pengalaman dan motivasi mencari pekerjaan sebagai fresh graduate, maka saya menerima tawaran kakak angkat untuk mencari pekerjaan di kota Surabaya dan saya pun tinggal bersama mereka. Saat itu Ahmad Faiz, alumnus Psikologi Unair yang merupakan founder Seft sedang boomingnya memperkenalkan seft ke khalayak ramai. Alhamdulillah kakak angkat adalah alumni ke 3 dari training seft yang pernah diadakan.

Seft itu singkatan dari Spritual Emotion Freedom Tehniqhue. Tehnik untuk melepaskan emosi dengan pendekatan spritual, kira-kira seperti itulah terjemahannya. Caranya bagaimana? Caranya pendekatan terapi psikologi dan fisik dengan menggabungkan akupunctur dan kekuatan doa atau kata-kata baik. Teman-teman pernah denger atau baca buku the Miracle of water yg dikarang oleh Prof. Masaru Emoto. Beliau memaparkan dengan gamblang di dalam bukunya tentang kondisi air ketika di doakan. Dalam penelitian yang beliau lakukan terlihat perbedaan susunan kristal pembangun molekul air. Air yang didoakan tampak teratur dan rapi sedangkan air yang tidak didoakan atau malahan diberi kata-kata yang jelek maka bentuk susunan kristalnya pun tidak berbentuk atau berantakan. Begitu juga dengan tubuh kita yang 80% terdiri dari cairan yakni darah. Efeknya akan sama karena dia memiliki kemiripan struktur sebagaimana sifatnya sebagai cairan.

Nah inilah yang diajarkan dalam terapi seft, perkataan/ doa yang baik maka akan memberikan pengaruh yang baik juga terhadap tubuh, kepasrahan kepada Allah SWT dipadukan dengan pengaktifan titik-titik meredian jalur utama tubuh kita yang diaktifkan dengan cara akupunctur sederhana tanpa jarum. Cukup menggunakan dua jari yang kita miliki saja.

Dan luarbiasanya efek seft ini langsung bisa dirasakan dalam hitungan menit. Biasanya kita mengetahui bahwa untuk menyembuhkan suatu penyakit itu membutuhkan beberapa waktu. sehari-dua hari, menunggu reaksi dari obat yang kita konsumsi. Namun dengan metoda seft penyakit yang di derita tersebut dapat dihilangkan atau berkurang dalam hitungan menit. Itulah salah satu keajaiban dari sistem ini. Mungkin terlihat sedikit mustahil dan mengada-ada, namun ini bisa langsung dibuktikan dan juga terbukti secara empiris.

Nah lanjut ceritanya..kakak akhirnya mengajarkan kami untuk bisa menterapi sendiri tubuh jika ada merasakan sakit atau tidak nyaman. Pada tahun-tahun itu jadilah kami seorang sefter. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan seiring dengan berpindahnya tempat tinggal saya dari beberapa daerah ke daerah yang lain dan tidak adanya komunitas, akhirnya metode ini jarang saya gunakan.

Sampai akhirnya saya bisa mereview kembali tentang seft lewat training preview yang diadakan oleh Pak Andi Gunawan.

Malamnya saya coba terapkan, kebetulan ada beberapa hal yang cukup mengganggu pikiran saya akhir-akhir ini dan itu selalu saya pendam dan pendam. Alhamdulillah it's working..amazing..ini masi bisa..luar biasa..

sungguh sangat2 berterima kasih dan insya Allah saya berkeinginan untuk bergabung dengan komunitas sefter kota batam sehingga tetap bisa menjaga dan mengaplikasikan sefter bagi diri sendiri dan orang banyak.

sekian cerita singkat 

Selasa, 02 Juli 2013

I'm Visual ^^


Wow..really!!! yuhuu..

I'm visual learning guys..it's me

Yaaah..yang paling suka ngeliatin padang rumput hijau, pepohonan rindang, alam pegunungan, langit biru, matahari naik dan terbenam, burung terbang, kupu-kupu, dedaunan, salju, all about nature. Dan yang paling stress berada ditempat tertutup tanpa cahaya matahari. Nah it's me

Yang paling cepat ngerti belajar klo sambil ngeliatin wajah dan mimik orang yang bicara. Nah itulah aku,..

Rasa


Pagi ini terbangun dengan lelah nan bertumpuk. Campur aduk perasaan seolah-olah meremas-remas jantung, hati dan seluruh organ tubuhku. Sakit akibat jatuh saat latihan tari semalam masih bersarang. Oow, smoga sabtu besok semua berjalan lancar dan kami tampil dengan performa prima. Mudahkanlah Ya Robb. Mudah-mudahan sakitnya hilang seiring bergantinya waktu. Baluran minyak but-but yang kuberikan semalam cukup ampuh meredakan sakit, walau sisanya masih ada. Tapi ada yang lebih sakit daripada itu. Sakit di dalam hati. Tak nampak memang, namun pengaruhnya nyata dan susah sekali mencari obatnya. Walau semuanya kuyakini lagi tak lebih dan tak kurang adalah aku sendiri yang mengizinkan diriku untuk memiliki rasa sakit itu. Pastinya aku sendiri tahu bagaimana cara mengobatinya. Yap..menerima dan mengikhlaskannya. 

Hahaha..inilah aku...dengan segudang potensi yang kumiliki dan salah satunya adalah si perasa, sensitif kelas dunia...yeyeyyeee..namun tak mengapa, aku hanya memberi ruang pada diriku untuk merenung, memberi jarak antara aku sebenarnya dengan aku ideal yang aku harapkan pada diriku. Seperti kata Pak Hernowo, penulis hebat yang menemukan dirinya terperangkap dalam dunia kata, menikmati dan akhirnya menemukan dirinya itu, adalah wajar saat masalah datang dan mendekati manusia, karena inilah hidup. Namun yang tidak boleh adalah menyamakan antara diri kita dengan masalah, seolah-olah mereka berasal dari sifat yang sama. Sangat berbeda jauh, manusia diciptakan Tuhan dengan segala kelengkapan yang prima, satu set paripurna, tubuh yang sempurna, pikiran yang cerdas, perasaan untuk menimbang, dan yang tak kalah penting adalah aset spritual yang Tuhan titipkan, instrumen inilah yang membuat manusia bisa sadar akan dirinya sebagai manusia. Sangat berbeda dengann masalah. Masalah adalah instrumen yang Allah datangkan untuk menguji kesiapsediaan diri manusia yang telah diberi kelengkapan paripurna. Bertahankah atau malahan pupus dan rapuh. Namun yang pasti setiap manusia diciptakan unggul, karena jika pertarungan pertama telah mereka selesaikan saat ribuan sel sperma berkompetisi memenangkan 1 ovum, maka disanalah pemenang sejati sudah ditentukan. Hanya saja manusia terkadang sering lupa dengan hakikat dirinya. Sehingga sering berlaku ambigu dan merendahkan diri sendiri dengan prilaku-prilaku yang remeh temeh dan tidak sepatutnya mereka miliki.

Terkadang kita terlalu berfokus pada hal-hal kecil yang ternyata tidak memberi pengaruh kebaikan pada diri kita. Kita terlalu asyik masyuk dengan arus pikiran yang kita ciptakan sendiri. Kita mengabaikan atau bahkan menutup diri dan seolah-olah tidak tau tentang kondisi yang sebenarnya. Yah, itulah kita. Kita terlalu sibuk berada dalam lingkar egosentri yang kita ciptakan sendiri. Seolah-olah semua berpusat pada kita. Dan yang lain itu tak penting. Yah, itulah kita. Namun semua ini tidak baik jika dipertahankan, semua hanya akan merusak dan membuat diri kita semakin jauh dari memaknai arti hidup yang sesungguhnya. Bukankah manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang juga membutuhkan orang lain sebagai pemenuh kebutuhan hidupnya. Maka dari itu tentunya butuh interaksi, butuh komunikasi, butuh hubungan.

Hubungan yang harmonis akan memberikan motivasi dan dukungan positif, yang juga memberikan dampak positif kepada jiwa dan juga tubuh. Ibarat memasukkan sekian cc endorphin ke dalam tubuh kita, memancing tubuh untuk tersenyum, bahagia dan menikmati hidup. 

Ahhh,,jadi panjang begini yaa..hehehe..sedikit ngalor ngidul jadinya..tapi ga papa lah..

intinya adalah..

sangat menyenangkan dapat berinteraksi satu sama lain secara baik, diperlakukan baik, dicintai, dihargai, saling memotivasi, semua yang memberi nilai plus dan positif. Karena semua pastinya akan memberi side effect yang positif juga. Layaknya kodrat alam, jika 2 partikel atau lebih saling berkumpul dan memberi dukungan satu sama lain, maka daya tahan dan kekuatannya akan semakin besar. Inilah harapan besar yang selalu ingin kubangun, walau semua hal itu tidak semudah membalik telapak tangan. Namun walau sulit insya Allah bisa. 

Ah..sedikit curcol jadinya..hehehe ^^

Hanya ingin menjadi jiwa yang lepas, mencintai sebanyak-banyaknya manusia. Karena hingga hari ini aku masih bisa berdiri tegar adalah karena cinta. hahaha..seperti lirik lagu jadinya...namun memang kok^^

cinta dari Robbku..

cinta orang-orang terkasihku..

cinta dari orang-orang disekitarku..

hanya satu hal yang kuinginkan bisa  mencintai kalian apa adanya, tanpa kalian tersakiti oleh cinta yang    kumiliki..

maafkan aku jika belum bisa menempatkan cinta pada tempat semestinya..
tegur aku jika salah, karena itulah bentuk cinta yang hakiki..


#untuk orang-orang disekitarku yang aku berinteraksi dengannya, ijinkan aku belajar mencintai dan menyayangi kalian dan satu keinginanku adalah melihat kalian terus bertumbuh, tumbuh dan bertumbuh..

::: kilas balik 5 hari yang melelahkan

Rabu, 26 Juni 2013

Dunia Kata


Dunia Kata..entah kenapa hatiku selalu saja jatuh dan tertawan pada segala sesuatu tentang kata. Ibarat jodoh yang tak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Walau pada kenyataannya setiap kali mencoba menulis tuntas selalu saja berhenti di tengah jalan dan kehilangan kata-kata. Namun pusaran magicnya selalu saja berhasil menuntunku untuk berkunjung, lagi..lagi..lagi dan lagi..

Dan akhirnya mau tak mau blog "Dunia Kata" inipun muncul.  Sebagai bentuk pemaksaan dan komitmen diri atas rancang hidup yang sudah kuukir dan mau tak mau harus kulakoni. Yaah..well, bukan terpaksa sih sebenarnya, coz "famous writer"'s one of desire at mylist dreams book. Dan diumur yang sebentar lagi memasuki kepala tiga ini belum satupun karya yang sudah kutelorkan yang layak di apresiasi dan menginspirasi khalayak ramai. Oh No!!! mungkin karena salah niat kali yaa..wkwkwk.."menginspirasi khalayak ramai" huff..doesnt matter..mimpi itu harus tinggi, karena jika rendah maka pencapaian jauh lebih rendah dunks, dan klo tinggi ketika kamu bisa mencapai setengahnya, maka hasilnya tetap tinggi. ^_^

Sebenarnya bukan belum pernah menghasilkan karya juga sih, mungkin hanya karena persepsi yang terlalu perfeksionis sehingga apa yang telah diraih dianggap hanyalah pencapaian-pencapaian kecil. Toh tulisan artikelku pernah dimuat di salah satu koran lokal yang ada di Padang, myhome town. Dan puluhan tulisan tak jadi, berserakan dalam file notebookku. Belum lagi tulisan dalam beberapa blog yang belum terpublish dan terupdate. Hoho..Hmm..saatnya berbenah, it's me and i'll try mybest. Setidaknya ku jadi tahu kelemahanku ada dimana, sehingga bisa dirubah dan tidak terulang dikemudian hari, insya Allah. Keep fight Amiee..ganbatte kudasai!!!

Aku cinta dunia tulis menulis, sangaaaat, sangaat dan sangaaaatt..walaupun yah itu tadi menekuninya tak semudah mengatakan cinta hehehe.

Kecintaanku pada dunia literasi ini bukanlah tanpa sengaja dan tidak dipupuk, namun semuanya terasa sangat gamblang dan jelas dalam balur imaji otakku. Screenshot per episod perkenalanku dengan dunia baca  terpampang jelas dalam layar khayal imaji yang menari-nari layaknya film favorit yang senantiasa aku tonton. Diperkuat dengan unsur audio cerita mama yang semakin membuat nyata deskripsi perkenalanku dengan dunia baca. Yah..latarnya, saat si Amie kecil yang pulang sekolah masih memakai rok merah dengan atasan singlet, yang didapati mama sedang membaca koran dengan khusyu tanpa jeda di ruang tengah, padahal baru sekitar tiga bulan si amie kecil mengenal dunia baru bernama sekolah. Wow..jujur hatiku buncah saat mama menceritakan kisahku itu ketika aku sudah bisa mencerna kata dan menerima perintah. Dan teman..tahukan kalian? itu jaman 90an, bukan abad 20. Jaman dimana target kurikulum pandai membaca itu bukan ditarget di kelas satu. Bahkan ada temanku ketika kelas tiga masih tertatih dalam membaca. So..ini sebuah prestasi menurutku. Dan ini membuatku bahagia, karena bisa membuat mamaku bangga. I love u full Mom.

Hmmm..mungkin juga karena mamaku seorang guru Bahasa Indonesia hehehe..tapi entahlah..yang kutahu segala memoriku tentang dunia baca adalah dunia bahagia. Walau masa-masa es-de kulewati banyak dengan bermain dilapangan dan menjadi wanita petualang hehehe mirip mirip si bolang lah, namun dunia bacaku tetap saja tak terbendung, dan semakin menjadi-jadi saat es-em-pe dan masuk ke dunia remaja es-em-a. Masa es-em-pe, aku sudah membaca karya-karya Leo Tolstoy, Ernest Hemingway, Buya Hamka, NH Dini, Marah Rusli, majalah sastra Horison yang kontennya dalam dan kaya makna. Yang akhirnya dikemudian hari baru kuketahui bahwa dua orang diawal yang kusebut itu adalah penulis ternama dunia. Siapa lagi kalau bukan si pemilik buku yang memberiku ruang bebas tanpa batas untuk menangguk ilmu sebanyak-banyaknya, mybeloved mama. Yaah ..itu tadi..mamaku Guru Bahasa Indonesia hehehe..bahkan seingatku..buku paket anak es-em-a pun sudah selesai aku lahap. Dan juga yang masi ku ingat dengan jelas. Saat itu mama sedang proses perampungan skripsinya tentang pendidikan akhlakul karimah pada masa sekolah dasar, dan tahukah kalian apa yang aku lakukan??? buku referensi panduan yang dijadikan mama sebagai acuan dengan tebal 500 lembar lebih selesai kulahap hehhee. Huff..bener-bener keranjingan baca saat itu. 

Dan saat es-em-a, aku sekolah di sekolah yang sangat asing dan terasa jauh dari peradaban..uppss..hehehhe (jangan marah ya kawan es-em-a ku). Masa te-ka sampai es-em-pe aku habiskan di pusat kota Payakumbuh bahkan di tengah pasar dengan sejumlah taman bacaan yang menyediakan komik sekenan yang dengan uang gopek kami dah bisa baca 3 komik sepuasnya. Hari-hariku pun habis dalam dunia komik. Nah kalau dunia taman bacaan ini adalah hasil pengenalan abang kandung di atasku. Gara-gara melihat dia pulang sekolah baca komik sambil ketawa-tawa sampai hampir nangis. Akhirnya di lain kesempatan dia mengenalkan dunia baru taman bacaan bagiku. Ini menjadi agenda rutin hingga akhirnya masa kelulusan es-em-pe. Saat masuk dunia es-em-a, bener-bener dunia asing dan absurd, dunia yang sungguh-sungguh membuat mentalku shock dan labil.  Aku terasing dalam lautan manusia yang aneh dan tak kukenali. Why??? Manusia dengan egosentri kuat dan menggigit,  jujur walau sebenarnya ini tak lebih dari efek dramatisir yang kulakukan sendiri. Pada realitanya di akhir episode aku memahami ternyata tidak semuanya seperti itu. hehehe. Semoga mengerti apa yang kuungkapkan ini..

Masa es-em-a di awal-awal MOS aku hanya memiliki 1 teman saja, bisakah kalian membayangannya?  Satu teman yang sampai saat ini masih memiliki ikatan emosional yang dalam. I love her much dan sungguh berterimakasih atas segala kebaikannya. Ivana, yup..namanya mengingatkanku pada nama gadis-gadis cantik Rusia Yvone..dan memang orangnya cantik kok, secantik namanya..(bukan memuji Va, but realita..ckckck..). Kebetulan Iva dulu es-em-pe nya juga di kota Payakumbuh sama seperti aku, jadilah ketika sekolah di kabupaten nyaris kami tak kenal siapa-siapa. Masa mos berakhir dan seperti biasa kebiasaan lamaku berlanjut, aku adalah salah satu pengunjung tetap perpustakaan sekolah. Aku lebih memilih menghabiskan jatah istirahat pagi dan siang dengan membaca tumpukan buku yang ada di pustaka. 

Awal mula perkenalanku dengan tulisan Mb Helvi Tiana Rosa adalah saat membaca "Jaring-jaring Merah"nya di Horison. PAda waktu itu aku langsung jatuh cinta, subhanallah indah sekali susunan katanya, tajam dan ringkas, padat, ngena banget. Dan tak selang beberapa waktu pun karya-karya Mba HTR selalu menjadi favoritku. Tulisan Mb HTR dengan mudah kubaca lewat majalah remaja Islam 'Annida" yang pada waktu itu, hadir dalam bentuk cetak, bukan dalam bentuk online seperti saat ini. Salah satu tulisannya yang mengubah perjalanan hidupku adalah "Ketika Mas Gagah Pergi".  Inspiring banget! Dan entah mengapa setiap kali membaca cerpen-cerpen yang ada di Annida selalu saja memberikan rasa tenang dan damai. I found myworld something like that..hehehe..

Intensitas kunjunganku yang tinggi ke perpus sekolah mengantarkanku pada perkenalan dengan seorang sahabat yang juga gila buku dari kelas yang berbeda. Dan juga punya keinginan yang sama "be a famous writer". Sehingga hari-hariku semakin berwarna dengan bertambahnya teman baru yang memiliki ambisi yang sama. 

Suatu hari kami menemukan sebuah buku fiksi dengan ketebalan lebih dari 500 lembar. Aku yang menemukan dan akhirnya memutuskan untuk membacanya, aku tertantang untuk menyelesaikannya dan